Cara Membuat Bubur Suro Khas Jawa Timur
Cara Membuat Bubur Suro Khas Jawa Timur |
Menu bubur suro ini disamping gampang dibikin sendiri di dalam rumah, rasa yang ditawarkan sangat enak.
Bahan Bubur Suro Khas Jawa Timur :
- 250 gram beras pulen
- 1.5 liter air
- 1 helai daun pandan, ikat
- 2 helai daun salam
- 2 helai daun jeruk
- 2 sendok teh garam
- 3 cm kunyit, parut lembut
- 500 mililiter santan sedang
Pelengkap Bubur Suro Khas Jawa Timur:
- Perkedel Kentang
- Kering Tempe
- Telur Dadar
- Ayam Suwir
Langkah Membuat Bubur Suro Khas Jawa Timur:
- Bersihkan beras sampai bersih, lalu tiriskan
- Didihkan air di panci, masukan beras dan masak sampai mendidih
- Tambah daun salam, daun jeruk, kunyit dan garam
- Masak dengan api yang kecil sampai nasi pecah dan kuahnya cukup susut
- Tambah santan dan masak terus sampai nasi jadi bubur mengental dan halus
- Simpan bubur di mangkok sajian, berikan Pendampingnya
- Suguhkan hangat.
Bubur Suro Hidangan ciri khas Menyambut Tahun Baru
Bubur Suro sebagai salah satunya sajian yang sama dengan perayaan Tahun Baru Islam, yang rupanya mempunyai riwayat dan filosofi penting untuk warga, terutamanya di sejumlah teritori di Pulau Jawa.
Sebelumnya bubur ini didatangkan untuk mengingati hari awal dalam kalender Jawa pada bulan Sura atau Suro yang bersamaan dengan 1 Muharam.
Kalender Jawa yang diedarkan Sultan Agung saat itu merujuk pada kalender Hijriah. Hidangan yang disajikan saat upacara tradisi sebagai lambang rasa sukur ke Tuhan.
Sajian itu dibuat dari beras yang diolah dengan bermacam bumbu dan rempah tradisionil seperti santan, serai, dan daun salam hingga rasanya lebih renyah dibanding bubur biasanya.
Bubur Suro Khas Jawa dihidangkan bersama lauk-pauk yang berbeda bergantung wilayahnya.
Tetapi mayoritas mempunyai karakter yang serupa, yaitu dihidangkan bersama kuah santan kuning, tahu, orek tempe atau teri, telur, dan kacang-kacangan.
Menariknya, bukan cuma untuk pengganjal lapar, bubur suro dijadikan uba rampe atau pernak-pernik sesaji, yang jelas bermakna yang mendalam.
Satu diantaranya ialah tujuh tipe kacang yang harus ada dan jangan terlewatkan dalam tiap hidangannya, yang menyimbolkan tujuh hari pada sebuah minggu.
Baca juga; Cara membuat Bangsreng Pedas dau jeruk
Kacang-kacangan itu terbagi dalam kacang tanah, kacang hijau, kacang mede, kacang bogor, kacang tholo, kedelai, dan kacang merah.
Bubur suro dihidangkan bersama uba rampe yang lain seperti sirih komplet, kembar mayang, dan sekeranjang buah-buahan.
Kedatangan sirih komplet untuk memvisualisasikan penghormatan ke beberapa keluarga dan nenek moyang yang sudah menyusul kita di angkatan sebelumnya.
Sirih ini ditempatkan dalam sebuah tempat dari material tembaga.
Sementara untuk kembang mayang, sebagai dua vas bunga yang semasing berisi tujuh kuntum mawar merah, tujuh kuntum mawar putih, tujuh ronce (serangkaian) melati, dan tujuh helai daun pandan.
Uba rampe yang lain didatangkan dalam bubur suro ialah keranjang buah.
Sekeranjang buah-buahan ini diisikan oleh tujuh keranjang buah-buahan dengan semasing berisi tujuh tipe buah.
Baja juga; Cara membuat Seblak
Walau tidak setenar dahulu, bubur suro bisa ditemui di Pulau Jawa, seperti banyak wilayah Jawa Timur dan Madura, beberapa daerah Jawa tengah seperti Yogyakarta, Solo, sampai Semarang yang dihidangkan saat malam menjelang hadirnya 1 Suro.
Selainnya dikonsumsi dengan keluarga dan famili paling dekat, Bubur Suro sebagai salah satunya hidangan yang kerap dibagi secara massal di beberapa masjid sebagai bentuk sedekah dan share rejeki ke beberapa orang yang membutuhkan.
Di luar Jawa, adat melahap Bubur Suro rupanya ada juga di Palembang, Sumatera Selatan.
Perbedaannya, adat melahap Bubur Suro di Jawa dilaksanakan mendekati Tahun Baru Islam (1 Muharram), dan Bubur Suro di Palembang dihidangkan pada 10 Muharram, Ramadan dan Lebaran.
Walau bahan intinya sama beras, tapi ada ketidaksamaan bumbu dan bahan makanan pada Bubur Suro di Palembang dan Jawa.
Bubur Suro di Palembang memakai daging sapi, dan di Jawa memakai daging ayam, tempe dan tahu.
Post a Comment for "Cara Membuat Bubur Suro Khas Jawa Timur"