Cerita Pemancing Sungai Bedadung Jember
CERITA TUKANG MANCING IKAN
Mancing Mania Kali Jember komunitas mancing yang ada di Jember.
Cerita Mancing Ikan |
Memancing itu sudah dunianya, meskipun huja, meskipun panas, bahkan saat bulan puasa yang orang-orang kepengin banyak diem karena lemes dia tetep asyik menyambangi sumber-sumber ikan baik itu di kali-kali, bendungan atau kolam-kolam pemancingan.
Dia terkenal menjadi suhunya para pemancing, dan ini yang membuat kami heran.
Kami sangat awam dengan dunia memancing, dulu hobi mancing itu tahun 90an semasa masih SD dan kemana-mana memancing ikan itu tahunya umpannya hanya cacing, cacing kalung, cacing gelang.
Hanya 2 jenis cacing itu saja yang kami tahu, kalau ada jenis umpan yang lainnya yang kami tahu hanya tempe itu saja karena dulu pernah ikut teman yang mancing kok umpannya aneh.
Bersama temanku yang ahli mancing itulah kami baru paham. Ternyata tidak setiap ikan di air tawar suka cacing. Pantesan dulu kalau memancing ikan di kolam dapatnya nila-nila doang karena umpannya hanya cacing.
Ikan-ikan Wader dan gurameh yang besar dan Ikan Lele yang besar kenapa enggak mau makan umpanku ya.
Ternyata kali ini baru paham, ilmu sekarang untuk memancing ikan itu harus punya goal dulu. Kita mau memancing ikan apa, kita mau memancing dimana, sama-sama memancing ikan yang sama, antara di sungai, kolam dan di danau atau bendungan ternyata menu makanan yang buat umpan berbedaaa.
Memancing ikan Lele di Waduk, kita bawa umpan Galatama dan Essen, bahan dan cara-caranya adalah :
- Jangkrik 1 ons
- Cuka grandong (attractant)
- Essen
- Bersihkan sungut dan kaki jangkrik lalu campurkan 60ml cuka dan 30 tetes essen
- Aduk hingga merata
- Umpan siap digunakan
"Ternyata serumit itu memancing ikan Wader, Lele ya" kami terperanjat kaget.
"Jika ikan Gurameh, ikan Sepat apa ikan Lujar atau Wader, Ikan Patin sama atau beda...??" Saya penasaran....
"Yaaa sangat berberda umpan ikan itu menyesuaikan suhu, kondisi cuaca, siang atau malam, itu berbeda-beda. kadangkala ada lomba mancing, dan ikan-ikannya ternyata sudah dikasih makan dan kenyang-kenayng, kita enggak sembarangan ngasih umpan, umpan yang sama jika ikannya kenyang mana mau dia mendekat.
Seperti orang dari restoran kenyang, terus kita kasih ubi mau enggak? yang enggak mau, tapi coba kasih es krim atau cemilan kacang mungikin dia mau. Bener juga batin kami.
"Jenis-jenis umpan ikan itu macam-macam. Campuran daging sapi, Campuran cacing sutra, Umpan Jangkrik dan Orong-orong, Katak Kecil, Usus Ayam, Kadal Rumput dan Cicak Bakar bahkan untuk ikan tertentu umpannya justru ikan-ikan kecil."
Ternyata beda ikan beda umpan, beragam sekali jadi tida cuman cacing.
Alhamdulilah ternyata semua ada ilmunya ya. Memancing ikan yang kami pikir tidak ada kecerdasan seperti manusia ternyata perlu seni agar ikan mau mendekati kail terus makan umpan kita ternyata harus di sesuaikan situasi dan kondisinya.
kami penasaran dengan para suhu mancing ikan, apakah setiap berangkat mancing pasti sukses?
"Alhamdulilah tergantung kita memandang suksesnya darimana, kalau arti sukses itu selalu membawa pulang ikan gede-gede kerumah, berarti kami sering gagal juga.
Namun gagalnya sekarang enggak seperti jaman dulu tapi sebenernya ukuran sukses kami bukan ikan yang dibawa pulang. Kami seneng memancingnya, sering kami dapat ikan malah kami kasih orang yang ketemu dijalan."Wahhh......dan lagi-lagi kami bingung.
Sumber cerita: http://hadikuntoro.blogspot.com/2018/02/cerita-tukang-mancing-ikan.html
Post a Comment for "Cerita Pemancing Sungai Bedadung Jember"