ORCID Org Untuk identitas Peneliti


ORCID IDENTITAS PENELITI


ORCID-Salah satu cara untuk memudahkan administrasi kependudukan, saat ini diberlakukan nomor identitas unik bagi setiap penduduk.

Dengan nomor unik yang dimiliki oleh setiap warga negara, hal ini akan memudahkan identifikasi dan pencatatan untuk berbagai pelayanan pada warganya, yang meliputi pendidikan (misal tercantum pada ijasah), kesehatan (asuransi), untuk bayar pajak, pemilihan umum, passport dll.

Dalam dunia riset dan publikasi juga, diperlukan hal yang sama. Satu nomor identitas oleh peneliti atau akademisi yang banyak digunakan adalah ORCID. 

ORCID yang merupakan singkatan dari Open Researcher and Contributor ID, adalah nomor identitas peneliti yang paling banyak digunakan, sejauh ini sudah lebih dari 3,4 juta peneliti terdapat dalam data base-nya. 
 
Untuk melakukan pendaftaran ORCID dengan Handphone cukup dengan mengakses lama web: https://orcid.org dengan penampakkan seperti di bawah ini:

ORCID: identitas penelitiSalah satu cara untuk memudahkan administrasi kependudukan, saat ini diberlakukan nomor identitas unik bagi setiap penduduk.Dengan nomor unik yang dimiliki oleh setiap warga negara, hal ini akan memudahkan identifikasi dan pencatatan untuk berbagai pelayanan pada warganya, yang meliputi pendidikan (misal tercantum pada ijasah), kesehatan (asuransi), untuk bayar pajak, pemilihan umum, passport dll.Dalam dunia riset dan publikasi juga, diperlukan hal yang sama. Satu nomor identitas oleh peneliti atau akademisi yang banyak digunakan adalah ORCID. ORCID yang merupakan singkatan dari Open Researcher and Contributor ID, adalah nomor identitas peneliti yang paling banyak digunakan, sejauh ini sudah lebih dari 3,4 juta peneliti terdapat dalam data base-nya.  Untuk melakukan pendaftaran cukup dengan mengakses lama web: https://orcid.org   dengan penampakkan seperti di bawah ini:Registrasi pada website ORCID ini bersifat gratis, dan akan memudahkan berbagai pihak untuk mengenali identitas peneliti.Berhubung kadang karena perbedaan cara penulisan nama, kesalahan pengetikan  nama, penggantian nama peneliti, ataupun adanya kesamaan nama (misalnya karena namanya terlalu mainstream dan hanya terdiri dari satu kata). Sehingga cukup dengan menyebutkan nomor ORCID anda pada pihak lain, maka akan memudahkan mereka tahu siapa anda, lengkap dengan detailnya sebagai peneliti. ORCID pun tidak hanya melakukan registrasi individu peneliti atau akademisi, namun bisa digunakan untuk nomor identitas lembaga riset, universitas bahkan penerbit ilmiah, asosiasi kepakaran dan lembaga donor pun memanfaatkan hal ini.Untuk melakukan registrasi peneliti maka pilihlah jenis identifikasi peneliti, yang kemudian oleh website akan secara otomatis nanti diberikan nomor unik tertentu (misal: orcid.org/0000-0002-5490-3665). Setelah itu maka kewajiban anda untuk melengkapi identitas yang diperlukan untuk membedakan anda dengan yang lainnya, yaitu informasi tentang pendidikan, pekerjaan, dana riset dan hasil pekerjaan anda (seperti publikasi). Berbagai informasi lain yang berhubungan pun bisa anda tambahkan seperti akun email yang bisa dihubungi, website pribadi, bidang kepakaran yang dikuasai dan lainnya.Karena beragamnya instituasi dan data base yang telah terhubung dengan ORCID, maka berbagai tautan pun sudah tersedia dan memudahkan kita untuk menuliskan identitas kita secara lengkap, tanpa perlu mengetik lagi hal tersebut. Dalam hal publikasi (bagian Works), maka berbagai publikasi yang sudah anda miliki yang terdaftar di data base Scopus misalnya dapat ditarik untuk dimunculkan langsung di ORCID.Info publikasi yang ditampilkan dari Scopus pun cukup lengkap mulai dari judul artikel, tahun terbit, nama jurnal, nomor DOI, sampai ke URL artikel-nya di Scopus. Dengan cara ‘ditarik’ seperti ini maka kita tidak perlu terlalu sibuk mencari satu per satu artikel yang kita punyai di data base tertentu,  sehingga orang lain yang mencari atau ingin mengetahui bisa mendapatkan data dengan cepat.Saat yang sama karena ORCID jadi platform identitas peneliti di dunia, saat anda mengirim artikel ilmiah untuk publikasi di satu jurnal bereputasi internasional, hal yang sama juga terjadi. Biasanya untuk mengirim artikel ilmiah, anda diharuskan untuk mendaftarkan diri dahulu dalam  data base jurnal tersebut, dimana anda harus menuliskan nama, identitas akun yang dipakai, afiliasi, dan berbagia data pribadi lainnya (sama seperti kita membuat akun email di gmail atau yahoo misalnya).Segera setelah anda beres mendaftarkan diri, barulah anda bisa mengirimkan artikel yang hendak dipublikasi (di-upload). Dengan memiliki akun ORCID maka saat registrasi anda cukup menuliskan nomor ORCID anda, maka database jurnal akan ‘menarik‘ data anda dari ORCID dan urusan registrasi langsung beres. Hal ini menunjukkan fungsionalnya akun ORCID.Bila kita melihat identitas pengarang di data base  Scopus  (Scopus Author ID) misalnya, maka identitas ORCID-nya pun ditampilkan menunjukkan terkoneksinya  kedua data base ini.Berhubung akun ORCID ini bisa langsung didapatkan dan gratis, maka bagusnya setiap peneliti dan akademisi di Indonesia memanfaatkan hal ini. Karena ini bisa menjadi sarana untuk mempromosikan kepakaran anda, dan memudahkan anda dikenal dan dicari/ditemukan, khususnya bila ada peneliti lain dari Indonesia atau negara lain yang memerlukan partner peneliti. Bandingkan misalnya kalau mau unjuk gigi di Scopus, maka tentu harus punya artikel dulu yang sudah publish di jurnal yang diindex oleh Scopus. Dengan menampilkan berbagai hal tentang diri anda sesuai dengan apa yang ingin anda tunjukkan, maka ORCID memfasilitasi imej anda tersebut. Identitas nomor ORCID juga bisa anda tampilkan di website pribadi seperti facebook, twitter, blog bahkan muncul di kartu nama anda, hal ini akan menunjukkan kelas bahwa anda bagian dari komunitas peneliti dan akademisi dunia.
Register ORCID Identitas Peneliti


Registrasi pada website ORCID ini bersifat gratis, dan akan memudahkan berbagai pihak untuk mengenali identitas peneliti.

Berhubung kadang karena perbedaan cara penulisan nama, kesalahan pengetikan nama, penggantian nama peneliti, ataupun adanya kesamaan nama (misalnya karena namanya terlalu mainstream dan hanya terdiri dari satu kata). 

Sehingga cukup dengan menyebutkan nomor ORCID anda pada pihak lain, maka akan memudahkan mereka tahu siapa anda, lengkap dengan detailnya sebagai peneliti. 

ORCID pun tidak hanya melakukan registrasi individu peneliti atau akademisi, namun bisa digunakan untuk nomor identitas lembaga riset, universitas bahkan penerbit ilmiah, asosiasi kepakaran dan lembaga donor pun memanfaatkan hal ini.

Untuk melakukan registrasi peneliti maka pilihlah jenis identifikasi peneliti, yang kemudian oleh website akan secara otomatis nanti diberikan nomor unik tertentu (misal: orcid.org/0000-0002-5490-3665). 

Setelah itu maka kewajiban anda untuk melengkapi identitas yang diperlukan untuk membedakan anda dengan yang lainnya, yaitu informasi tentang pendidikan, pekerjaan, dana riset dan hasil pekerjaan anda (seperti publikasi). 

Berbagai informasi lain yang berhubungan pun bisa anda tambahkan seperti akun email yang bisa dihubungi, website pribadi, bidang kepakaran yang dikuasai dan lainnya.

Karena beragamnya instituasi dan data base yang telah terhubung dengan ORCID, maka berbagai tautan pun sudah tersedia dan memudahkan kita untuk menuliskan identitas kita secara lengkap, tanpa perlu mengetik lagi hal tersebut. 

Dalam hal publikasi (bagian Works), maka berbagai publikasi yang sudah anda miliki yang terdaftar di data base Scopus misalnya dapat ditarik untuk dimunculkan langsung di ORCID.

Info publikasi yang ditampilkan dari Scopus pun cukup lengkap mulai dari judul artikel, tahun terbit, nama jurnal, nomor DOI, sampai ke URL artikel-nya di Scopus. 

Dengan cara ‘ditarik’ seperti ini maka kita tidak perlu terlalu sibuk mencari satu per satu artikel yang kita punyai di data base tertentu, sehingga orang lain yang mencari atau ingin mengetahui bisa mendapatkan data dengan cepat.

Saat yang sama karena ORCID jadi platform identitas peneliti di dunia, saat anda mengirim artikel ilmiah untuk publikasi di satu jurnal bereputasi internasional, hal yang sama juga terjadi. 

Biasanya untuk mengirim artikel ilmiah, anda diharuskan untuk mendaftarkan diri dahulu dalam data base jurnal tersebut, dimana anda harus menuliskan nama, identitas akun yang dipakai, afiliasi, dan berbagia data pribadi lainnya (sama seperti kita membuat akun email di gmail atau yahoo misalnya).

Segera setelah anda beres mendaftarkan diri, barulah anda bisa mengirimkan artikel yang hendak dipublikasi (di-upload). 

Dengan memiliki akun ORCID maka saat registrasi anda cukup menuliskan nomor ORCID anda, maka database jurnal akan ‘menarik‘ data anda dari ORCID dan urusan registrasi langsung beres. Hal ini menunjukkan fungsionalnya akun ORCID.

Bila kita melihat identitas pengarang di data base Scopus (Scopus Author ID) misalnya, maka identitas ORCID-nya pun ditampilkan menunjukkan terkoneksinya kedua data base ini.

Berhubung akun ORCID ini bisa langsung didapatkan dan gratis, maka bagusnya setiap peneliti dan akademisi di Indonesia memanfaatkan hal ini. 

Karena ini bisa menjadi sarana untuk mempromosikan kepakaran anda, dan memudahkan anda dikenal dan dicari/ditemukan, khususnya bila ada peneliti lain dari Indonesia atau negara lain yang memerlukan partner peneliti. 

Bandingkan misalnya kalau mau unjuk gigi di Scopus, maka tentu harus punya artikel dulu yang sudah publish di jurnal yang diindex oleh Scopus. 

Dengan menampilkan berbagai hal tentang diri anda sesuai dengan apa yang ingin anda tunjukkan, maka ORCID memfasilitasi imej anda tersebut. 

Identitas nomor ORCID juga bisa anda tampilkan di website pribadi seperti facebook, twitter, blog bahkan muncul di kartu nama anda, hal ini akan menunjukkan kelas bahwa anda bagian dari komunitas peneliti dan akademisi dunia.

Sumber artikel: https://deceng5.wordpress.com/2017/05/21/orcid-identitas-peneliti/amp/

Post a Comment for "ORCID Org Untuk identitas Peneliti"